Seorang siswa bertanya kepada saya
1. Bagaimanakah Syarat beladiri yang tidak menyalahi aturan Islam ?
2, Ada banyak beladiri yang mengutamakan olah nafas dalam
praktikum mereka. mohon kiranya penjelasan tentang olah nafas dalam
pandangan Islam dan olah nafas seperti apa yang tidak berselisih dengan
hukum Islam.
3. Dalam sistem pemerintahan Islam ( khilafah) Seorang
instruktur beladiri apakah memiliki kemuliaan yang sama dengan guru guru
ilmu pengetahuan lainnya?
4. Apakah Beladiri Tapak Suci sudah sesuai dengan syariat Islam?
Jawaban :
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du
Pada dasarnya bela diri hukumnya mubah. Bahkan jika latihan
ini dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk ber jihad, termasuk
i’dad (mempersiapkan) yang Allah perintahkan.
Allah berfirman,
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ
Persiapkanlah untuk menghadapi mereka, segala kekuatan yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu (QS.
al-Anfal: 60)
Dan semua amal tergantung dari niatnya. Ketika latihan bela
diri dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk berjihad membela
kebenaran, insyaaAllah bernilai pahala. Namun jika sebatas hobi dan yang
penting happy, jelas tidak ada sisi pahalanya. Dan yang lebih penting,
jangan sampai latihan bela diri ini mengantarkan kepada
kemaksiatan.
Untuk itu, kita akan menyimak beberapa batasan syariat, agar latihan bela diri tidak menjadi sumber dosa.
Pertama, bela diri hanya olah raga dan permainan. Untuk
itu, sikapi latihan ini layaknya olah raga dan bukan sebagai aliran kepercayaan.
Sehingga tidak boleh dijadikan standar al-wala wal bara’ (loyal dan
benci).
Jangan sampai anda memusuhi muslim yang lain, hanya karena
beda perguruan bela diri. Sebaliknya, anda juga tidak boleh loyal
dengan orang kafir dan orang musyrik, hanya karena dia teman seperguruan
dalam latihan bela diri.
Realita pahit yang bisa kita saksikan di masyarakat,
perguruan dan padepokan bela diri, telah dijadikan standar loyalitas. Sebagai contoh Kita tidak tahu, sampai kapan perguruan Kera Sakti akan akur dengan
perguruan Setia Hati Terate. Kita juga tidak tahu, sampai kapan
taekwondo akan menghentikan perang dingin dengan karateka.
Masing-masing punya gengsi tersendiri. Dan masing-masing
sangat membanggakan perguruannya. Bisa jadi, ini muncul karena
dituggangi doktrin ideologi dari perguruannya.
Namun apapun itu, islam melarang membangun loyalitas karena
latar belakang suku, keelompok, apalagi hanya sebatas perguruan bela
diri. Karena ini loyalitas model jahiliyah. Dari Jabir bin
AbdillahRadhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah manyampaikan khutbah,
أَلا وَإِنَّ كُلَّ شَيْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ تَحْتَ قَدَمِيَّ
Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang menjadi tradisi
jahiliyah, ditaruh di bawah kakiku. (HR. Muslim 3009, Abu Daud 1907 dan
yang lainnya)
.
Karena itulah, orang yang mati karena latar belakang
kesukuan atau loyalitas kelompok, digolongkan sebagaimana mati gaya
jahiliyah.
Dari Jundub bin Abdillah al-Bajali Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَدْعُو عَصَبِيَّةً أَوْ يَنْصُرُ عَصَبِيَّةً فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ
Siapa yang terbunuh karena latar belakang yang tidak jelas,
menghidupkan semangat kesukuan atau membela kelompok, maka dia mati
dalam kondisi jahiliyah. (HR. Muslim 1850)
.
Loyalitas yang diajarkan islam adalah loyalitas yang dibangun di atas iman dan islam. Allah berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu. (QS.
al-Hujurat: 10)
Kedua, hindari semua yang berbau klenik dan kesyirikan
Salah satu sarang menyusupnya klenik dan kesyirikan adalah
kegiatan bela diri. Terutama yang banyak mengandalkan olah pernapasan.
Terlebih, umumnya peserta bela diri, mereka memiliki latar belakang
ingin memiliki kekuatan dan kesaktian.
Mungkin yang menjadi pertannyaan adalah bagaimana cara mengenali latihan itu termasuk kesyirikan?
Secara umum, ulama memberikan kaidah: “mengambil sebab yang
bukan sebab, itu kesyirikan”. Ketika anda ingin mendapatkan sesuatu,
namun cara untuk mewujudkannya sangat tidak logis, itu masuk dalam
kaidah di atas.
Terkait masalah bela diri, ada beberapa indikator untuk mengenali bahwa itu kesyirikan, atau setidaknya anda hindari,
Menggunakan jimat. Jika guru anda menjanjikan, siapa yang
sudah mencapai derajat tertentu akan mendapatkan ‘tameng pelindung’ atau
‘tabir ghaib’, baik berupa cincin, sabuk, gelang, kalung atau apapun
bendanya, anda harus segera menghindarinya. Terutama, jika cara untuk
mendapatkan itu, harus melalui ritual ibadah tertentu, seperti puasa,
wirid, semedi di kuburan, hingga shalat tahajud malam jumat. Semua itu
adalah sarana untuk mendatangkan jin yang akan membantunya.Perguruan
silat yang menawarkan ilmu kanuragan. Apapun cara yang digunakan,
hakekat ilmu kanuragan adalah sihir. Meskipun dibungkus dengan kedok
wirid, dzikir, amalan, suluk dan yang lainnya. Karena amalan ibadah bisa
saja dikerjakan dalam rangka pemujaan terhadap jin dan setan.Latihan
pernapasan namun diiringi dengan dzikir atau wirid tertentu. Dengan
tujuan untuk meringankan tubuh atau pukulan jarak jauh atau kepretan
pingsan. Semua ini kebohongan, karena jelas di luar kemampuan manusia.
Dia bisa melakukan itu karena bantuan jin. Medianya adalah wirid ketika
proses pernapasan.Membangun telapati antara guru dan murid. Bisa dengan
memanggil nama guru atau mengingat wajah guru. Dengan itu, akan
terhubung jalinan batin yang dianggap sumber kekuatan bagi si murid.
Anda bisa memastikan, ini kedustaan. Karena tidak mungkin, hanya sebatas
membayangkan guru, dia bisa memiliki tambahan kekuatan.
Karena itu, prinsip penting yang anda kedepankan: sikapi
bela diri sebagaimana olah raga, murni latihan fisik, sehingga jauhkan
semua bentuk ibadah, suluk dan amalan, ideologi, dst.
Ketiga, hindari bentuk salam yang terlarang, misalnya
dengan membungkuk layaknya orang rukuk. Baik kepada guru maupun sesama
lawan tanding.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
قال رجل: يا رسول الله أحدنا يلقى صديقه أينحني له؟ قال: فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا
Ada orang yang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
‘Ya Rasulullah, jika kami ketemu teman, apakah boleh membungkuk?’
Jawab beliau, ‘Tidak boleh.’
قال: فيصافحه؟ قال: نعم إن شاء
Dia bertanya lagi, ‘Bolehkah dia menyalaminya?’
Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya, dia salami, jika dia mau.”
(HR. Turmudzi 2728, Ibn Majah 3702, dan dishahihkan al-Albani).
Syaikhul Islam mengatakan,
وأما الإنحناء عند التحية: فينهى عنه، كما في الترمذي عن
النبي صلى الله عليه وآله وسلم أنهم سألوه عن الرجل يلقى أخاه ينحني له؟
قال : لا) ولأن الركوع والسجود لا يجوز فعله إلا لله عزوجل
Membungkuk ketika memberi salam hukumnya terlarang.
Sebagaimana diriwayatkan Turmudzi dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, bahwa para sahabat bertanya, jika ada orang yang ketemu
temannya, bolehkah dia membungkuk? Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ‘Tidak boleh.’ Karena rukuk dan sujud tidak boleh dilakukan
kecuali untuk Allah. (Majmu’ Fatawa, 1/377)
Keempat, hindari memukul wajah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,
إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْتَنِبِ الْوَجْهَ
Jika kalian hendak memukul seseorang, hindari wajah. (HR. Bukhari 2420)
Kelima, jaga hati, jangan sampai kemampuan bela diri
menjadi sebab anda bersikap sombong. Bisa jadi, setan memanfaatkan
kondisi anda untuk dijadikan kesempatan menggoda anda untuk berbuat
dzalim.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَكُونُوا عَوْناً لِلشَّيْطَانِ عَلَى أَخِيكُمْ
Janganlah kalian menjadi penolong bagi setan untuk mendzalimi saudara kalian. (HR. Ahmad 4252 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Karena itu, pandai-pandailah jaga emosi. Di saat anda punya kelebihan bela diri, anda harus lebih pandai bersabar.
Alhamdulillah di dalam Perguruan Tapak Suci semua nilai nilai itu telah diajarkan semua.
Semoga Allah selalu memberikan bimbingan hidayah dan taufiq bagi kita semua.
Allahu a’lam.
|
5 komentar:
semoga bermanfaat
Sukron ust semoga bermanfaat
Mantab..
JazakaLlahu khoiron
Mantab..
JazakaLlahu khoiron
Di Narasi Awal sejarah TS.ada kajian puasa untuk membalas tingkat tertentu kalau engga salah....afwan apa.itu bukan syirik ?
Posting Komentar