SEJARAH KOSEGU
Tahun 1960-1964 gerakan komunis di Indonesia merasa berada di
atas angin sehingga bermain kotor dengan melontarkan tuduhan dan fitnah keji
terhadap lawan-lawan politiknya. Kekuatan-kekuatan Islam diintimidasi dalam
rangka menggerogoti keutuhan umat dan
kelangsungan kehidupan beragama di Indonesia.
Hal seperti ini terjadi dan
dirasakan di basis-basis perkampungan kaum santri di Yogyakarta. Mereka dengan
kesombongannya mencoba memprovokasi dan mengganggu. Masa awal ini adalah
masa-masa perlawanan terhadap gerakan Komunis yang selalu mengintimidasi, memfitnah, dan merusak akidah
Islam.
Situasi ketika PKI mengganggu dengan aksi terornya di
Yogyakarta mendorong para pemuda Islam
di pemukiman santri memperisapkan diri secara fisik di berbagai perguruan bela
diri. Konsentrasi latihan beladiri di
berbagai perguruan itu dengan sengaja dipersiapkan dan diarahkan untuk menghadapi gerakan komunis.
Gerakan melawan komunis inipun secara masif dijalankan oleh kelompok-kelompok
pemuda yang kemudian membentuk kelompok tersendiri di kampung-kampung, seperti
:
1. Tapak
Suci di kampung Kauman
2. Benteng
Melati di Kampung Kadipaten
3. Perkasa
di Kampung Suronatan
4. Perguruan
Eka Sejati di Kampung Karangkajen.
Anggota masing-masing perguruan
bela diri itu tidak terbatas pada satu strata sosial yang tergabung dalam wadah
Muhammadiyah saja, tetapi juga berasal dari berbagai kelompok pemuda Islam. Mereka
banyak pula yang aktif di organisasi massa kepemudaan lainnya, terutama ketika
umat bersatu padu melawan agitasi dan
propaganda komunis. Perguruan-perguruan itu lahir dari ummat, khususnya Tapak
Suci putera Muhammadiyah yang dikenal kedekatan hubungan ideogisnya dengan HMI
yang sering disebut-sebut sebagai anak umat.
Alat propaganda PKI mengidentifikasikan Tapak Suci sebagai sayap organisasi dan tukang pukul HMI.
Hal itu disebabkan seringnya Tapak Suci membantu HMI dan kerap muncul bersama
HMI dalam satu aktivitas.
TAPAK SUCI membentuk kelompok
inti yang terdiri dari 20 orang anggota, yang diberi nama KOSEGU (Korps Serba
Guna). Untuk kali pertama KOSEGU secara aktif membantu penumpasan gerakan
komunis di sekitar tahun 60-an di Yogyakarta (Portal Resmi Tapak Suci Putera
Muhammadiyah).
Kehadiran Tapak Suci yang ikut
menggalang kekuatan dalam melawan komunis pada waktu itu dimaksudkan
supaya mendorong kemunculan perguruan bela diri sejenis di
daerah-daerah lainnya, terutama kampung
kantong-kantong Muhammadiyah.
Setelah meletusnya pemberontakan
G30 S/PKImasing-masing lembaga perguruan bela diri tersebutlebih berkonsentrasi
meningkatkan upaya perlawanannya terhadap para pemberontak komunis. Apalagi
ditambah melihat kedekatan hubungan yang sangat erat antara organisasi
organisasi sayap komunis (Pemuda Rakyat, CGMI, Gerwani, BTI dan Lekra dengan PKI sebagai organisasi
induknya yang jelas terlihat dengan adanya garis komando langsung antara
pemimpin PKI dengan perseorangan anggota itu yang dijalin melalui anggota PKI
di dalammya.
Kebiadaban PKI di Yogyakarta
selain merengut dua pahlawan revolusi dari TNI AD, Katamso dan Sugijono juga
memakan korban pahlawan Ampera di
Yogyakarta ketika mahasiswa, pemuda dan pelajar
memperjuangkan amanat penderitaan rakyat. Nama kedua pahlawan Ampera itu
kemudian diabadikan menjadi nama laskar Aris Margono di Yogyakarta sebagaimana
laskar Arif Rahman Hakim di Jakarta.
Keberingasan PKI di Yogyakarta
pasca pemberontakan yang gagal pada tahun 1965 juga diperlihatkan dengan
menyerbu kampung yang mayoritas penduduknya muslim. Dengan seragam kalau tidak
hitam atau merah mereka dengan senjata telanjang memasuki wilayah kampung Islam
di kota Yogyakarta dengan dibantu oknum-oknum kesatuan militer berseragam
tertentu.
Setiap kali gerombolan ini masuk,
kadang siang kadang malam hari, bunyi kentongan 3 kali bertalu-talu selalu
ditabuh dari masjid sebagai pertanda datangnya serangan.Anak-anak muda yang
sebelumnya dilatih dan digembleng oleh pasukan RPKAD pun bersiap-siap
mempertahankan kampung dan berhasil mengusirnya. Ada kemiripan dengan teror
subuh di Kanigoro 13 Januari 1965.
Tindakan teror lainnya juga
dilakukan dengan cara menghadang para aktivis Islam di jalan-jalan yang
menyebabkan sering menimbulkan konflik horizontal dengan para pendukung PKI di
Yogyakarta.
Kontribusi positif TAPAK SUCI
PUETRA Muhammadiyah di lapangan bela negara pada masa penghancuran G.30 S/
PKI tersebut didorong oleh kesadaran
sejarahnya yang melihat teror PKI di berbagai daerah dirasa sudah mengancam
rasa keadilan kemanusiaan secara masif dan mengganggu stabilitas serta
eksistensi Indonesia sebagai negara dan bangsa.
Atas dasar itu
dengan dilandasi semangat jihad fisablillah yang didasari pula dengan
dasar legal formal konstitusional, Tapak Suci membentuk Barisan bela negara yang
disebut KOSEGU, kepanjangan dari KORPS SERBA GUNA. KOSEGU dibentuk sebagai
kesatuan pasukan elit perguruan Tapak Suci. Keberadaan KOSEGU diatur dalam
AD/ART Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Secara Struktutal Kosegu berada
dibawah naungan Departmen pendidikan Anggota dan Kader. Sebagai kesatuan
pasukan Elit, KOSEGU sangat diperlukan peranannya di masyarakat, bangsa dan
negara. KOSEGU dituntut kesiap siagaannya disegala kondisi ketika dibutuhkan
untuk terjun ke masyarakat. Untuk itu syarat utama menjadi anggota KOSEGU
adalah harus memiliki loyalitas yang tinggi terhadap kesatuan.
TUJUAN
KOSEGU
KOSEGU Dibentuk untuk membentuk pasukan elit yang
berfungsi sebagai ;
1.
Pengamanan dan pertolongan terhadap bencana
alam.
2.
Pengamanan asset-aset Muhammadiyah beserta
ortomnya.
3.
Pengamanan eksistensi Kader Muhammadiyah
dimanapun berada.
4.
Pengamanan terhadap kegiatan Muhammadiyah
beserta ortomnya.
5.
Bela bangsa dan negara.
TARGET
STANDAR SKILL PASUKAN KOSEGU.
Sebagai pasukan tempur elit. Anggota KOSEGU dituntut
mempunyai beberapa keahlian sebagai berikut ;
1. Menguasai
Beladiri untuk pertempuran. Skill berkelahi tangan kosong 1 : 5.
2. Menguasai
senjata. Senjata tajam (jenis senjata lempar, lontar dan genggam) , senjata
tumpul (toya panjang dan pendek), senjata Api, senjata rahasia.
3. Mampu
merakit senjata, peledak, dan membuat ramuan racun.
4. Mengerti
Intelegen (Spionase, sabotase, kamuflase).
5. Mampu
mengevakuasi korban bencana alam atau kecelakaan.
6. Survival.
PEMBAGIAN
TUGAS KESATUAN
Untuk efektifitas kerja TIM KOSEGU dibagi dalam 5 Divisi
1. Divisi
inti tempur.
2. Divisi
Logistik
3. Divisi
SAR
4. Divisi
Kesehatan.
5. Divisi
intelegen
MATERI
PELATIHAN KOSEGU
1. Beladiri
praktis tangan kosong.
2. Beladiri
praktis bersenjata.
3. SAR
dan SURVIVAL.
4. FIRST
AID.
5. Intelegen.
JENJANG
WAKTU PELATIHAN KOSEGU
Untuk membentuk pasukan elit KOSEGU dibutuhkan waktu Pelatihan
min 1 tahun. Dimana Jadwal pelatihannya dibagi dalam 3 Tahap. Masing masing
tahap lamanya 4 Bulan. Dan dalam sebulan dilakukan 2 kali pertemuan. Sekali
pertemuan pelatihan dilakukan dalam waktu 5 jam. Jadi Total lama waktu
pelatihan 120 jam dalam setahun.
ATRIBUT
DAN LOGO KOSEGU

2. Memakai
kaos PDL lengan panjang berlogo KOSEGU warna emas.
3. Memakai
celana Taktikal.
4. Memakai
Rompi Taktikal bertuliskan Bordir KOSEGU warna emas di bagian dada sebelah
kiri.
5. Memakai
Sepatu Taktikal.
6. Ikat
pinggang Gesper.
7. Topi
Hitam bertuliskan KOSEGU.
8. Logo
KOSEGU THE GHOST ARMY berbentuk senjata SEGU menyilang diatasnya bertuliskan KOSEGU. Warna
LOGO, warna EMAS.
9. Arti
LOGO :
SEGU Menyilang =
“Rawe rawe rantas, malang malang putung”.
(Semboyan perjuangan 1945) yang mengangdung makna “Siapapun yang menjadi penghalang kedaulatan Agama, Bangsa dan negara
akan ditumpas tuntas hingga ke akar akarnya”
Warna Emas =
Sinar Matahari berwarna keemasan. Simbol dari PUTERA MUHAMMADIYAH.
Sementara untuk Logo KOSEGU sebelumnya akan tetap digunakan sebagai lencana Anggota KOSEGU.
Sementara untuk Logo KOSEGU sebelumnya akan tetap digunakan sebagai lencana Anggota KOSEGU.
![]() |
Logo Kosegu tahun 1963 diciptakan oleh Bapak Pendekar Ajib Hamzah yang hingga tahun 2018 ini belum dibakukan oleh PPTS. |
![]() |
Pendekar Ajib Hamzah Pencipta Logo KOSEGU 1963 |
Adapun persyaratan anggota KOSEGU sebagai berikut
1.
Anggota Tapak Suci Minimal Kader.
2.
Usia Sekurang Kurangnya 18 tahun.
3.
Berkemauan dan berkesempatan.
4.
Sehat Jasmani dan Rohani.
Tidak Merokok, Miras, dan Narkoba.